Halaman

Menciptakan Terorisme dengan Menuduh Teroris

sumber: https://churchleaders.com
Hatiku berduka meski dunia tidak meneteskan airmatanya
saudaraku nun jauh di sana tengah dirundung nestapa
akibat peluru-peluru maut menghujam raga

Tuan Daud sedang bersuka ria hendak beribadah di hari raya
Hari jumat yang berkah di tanggal limabelas bulan tiga
Di negara kecil di samping benua australia
Seorang iblis membawa laras senjata menemuinya
"Hello Brothers." Sapa ramahnya kepada iblis durjana
Iblis menjawab sapa ramah itu dengan tumpah darah dan air mata
Merenggut nyawa para insan syuhada (insyaallaah)
New Zealand pun berduka
Umat Islam dirundung nestapa
Dan dunia?...
Sudahlah kawan, muslim tidak mengharapkan apapun kepadanya
merekalah yang menciptakan para iblis
dengan menopengkan islam sebagai teroris




Sebuah kenyataan yang menyedihkan dimana umat Islam kembali merasakan pedih nestapa permusuhan mereka yang membencinya.  Mereka membenci islam seolah-olah seperti melihat pembunuh ibunya sendiri. Padahal mereka tidak mengenal apa itu Islam. Mereka bahkan tidak pernah disakiti oleh musim. Harta mereka tidak pernah terenggut sedikit pun oleh Islam. Mereka hanyalah manusia yang dininabobokan oleh dongeng-dongeng buruk tentang Islam. Di otak mereka digambarkan Islam sebagai agama yang brutal. Kejam. Teroris. Tidak berbelas kasih. Agama yang hanya bisa disebarkan dengan pedang. Dan ketika ketakutan itu tergambar begitu dalam kemudian muncul doktrin selanjutnya, jika kau tidak ingin terbunuh, maka bunuhlah.

Na'udzubillaahi min dzalik.

Sebuah agenda besar untuk menyingkirkan umat Islam selalu digencarkan oleh musuh-musuh Islam. Sebabnya mungkin karena Muslim adalah umat yang tidak mudah untuk ditaklukan dan dikendalikan begitu saja. Mereka perlu mengendalikan dunia untuk memuaskan birahinya dan Islam adalah agama yang menolak tunduk pada agenda busuk mereka. Muslim yang taat memiliki karakter kuat yang terbangun dengan begitu kokoh. Kecerdasan dan tingkat pemikiran kritis mereka sangat tinggi. Semakin mereka mencintai agamanya, semakin sulit nalar mereka ditumbangkan oleh kebusukan dan kepalsuan. Jihad, adalah momok yang menakutkan bagi musuh-musuh Islam. Ketika kalimat Jihad dikumandangkan, saat itu para tentara musuh akan gentar dan bersiap lari tunggang langgang. Bagaimana tidak, ketika para musuh Islam itu berperang karena ingin mempertahankan kehidupannya, muslim justru membalas serangan mereka karena ingin mencari kematian. Tentu bukan sekedar kematian yang konyol. Melainkan kematian setelah benar-benar memperjuangkan tingginya kalimah Allah di muka bumi. Mati syahid.

Saya teringat dengan kisah seorang sahabat Nabi yang giat mencari kematian. Namanya adalah Al Barra' bin Malik. Dia adalah seorang sahabat yang bercita-cita ingin mati syahid. Meski begitu dia tidak lantas pasrah ketika musuh hendak menebasnya. Dia akan melawan sekuat tenaga hingga dia mampu membunuh 100 musuh dalam duel satu lawan satu. Puncaknya, ketika pasukan kaum muslimin terdesak karena kuatnya benteng musuh, Al Barra' mengajukan diri untuk dilempar masuk ke dalam benteng musuh seorang diri untuk kemudian membuka benteng musuh dari dalam. Bayangkan saja, siapa orang yang memiliki ide gila agar ia dilemparkan ke dalam benteng musuh seorang diri agar dia bisa membuka gerbang benteng musuh dari dalam? Ya Al Barra' sedang mencari kematian tetapi dia tidak lantas dilempar ke dalam benteng untuk mati konyol. Dia akan terus berjuang untuk kemenangan Islam tetapi apabila ia harus mati setelah mati-matian berjuang maka itulah yang diharapkannya. Di peperangan inilah kemudian Allah anugerahkan syuhada kepadanya radhiyallaahu'anhum.

Ya begitulah karakter seorang muslim yang taat. Mereka tidak gentar ketika melawan musuh dalam peperangan. Mereka mencari syahid tetapi tidak semata-mata membunuh dirinya dengan bom. Apalagi ngebom di negara yang aman dan damai. Sikap mereka juga kritis karena setiap hari menelaah hadits melalui jalur riwayatnya. Mereka tidak mudah menyebarkan hoax karena diajarkan untuk meneliti sanad (jalur periwayatan) sebuah berita sebelum menyebarkannya. Meski begitu, perangainya tetap ramah seperti perangai Kakek Daud yang ditembak oleh teroris siang itu. Kepada mereka yang membawa laras senjata mematikan, bahkan sang Kakek sempat-sempatnya menyapa "Hello Brother" dengan wajah yang ramah menandakan dia tidak memiliki pemikiran buruk kepada sang iblis. Inilah akhlak muslim sejati, mereka mampu menunjukkan sikap yang tepat pada saat yang tepat pula.

Islam adalah agama yang sempurna. Segala aspek kehidupan telah diatur olehnya. Mulai dari tata cara bersuci sampai membagi harta waris. Mulai dari menyingkirkan duri dari jalan hingga berperang di jalan Allah. Semuanya diatur dengan aturan yang rinci. Oleh karenanya, anggapan bahwa Islam adalah agama kejam, non toleran dan sebagainya adalah anggapan mentah mereka yang tidak kenal kepada Islam. Mereka hanya melihat Islam dari sisi perangnya saja, itupun tidak menyeluruh. Bagaimana mungkin agama yang melarang menyembelih hewan di depan hewan lain akan tega melakukan teror? Bagaimana mungkin agama yang bahkan melarang membunuh wanita, anak-anak dan pemuka agama di dalam perang akan tega menyebar ketakutan? Memang tidak dipungkiri ada beberapa kelompok yang hanya mempelajari Islam dari satu sisi sehingga mereka tersesat karena tidak melihat melalui kaca mata Islam yang utuh. Tetapi menyalahkan Islam atas perbuatan buruk sebagian kaum muslimin adalah kecacatan berpikir. Apalagi perbuatan buruk itu hanya dilakukan oleh sebagian kaum muslimin yang jumlahnya sangat sangat amat sedikit. Seperti membuang susu sebelanga karena tertetes nila setitik. Penuh kesia-siaan.

Tetapi inilah yang saat ini terjadi. Dunia yang saat ini dikendalikan oleh musuh-musuh Islam senantiasa memprovokasi dan menyebarkan virus islamophobia. Mereka yang tidak mampu melawan kokohnya pertahanan lahir-batin umat Islam seorang diri, kemudian mempengaruhi orang lain untuk ikut membenci Islam. Tidak hanya itu, generasi kaum muslimin juga dirusak untuk meninggalkan agamanya sedikit demi sedikit. Mereka selalu saja menuduhkan sikap radikal, intoleran dan ekstrimis dan biang terorisme kepada Islam sehingga kaum muslimin malu menyandang Islam sebagai agamanya. Hal ini akan melemahkan Islam itu sendiri kemudian dengan gambaran ketakutan yang kuat dibenak pembenci Islam, mereka pun secara alamiah akan berusaha menyingkirkan ketakutannya. Mereka akan mulai mengintimidasi bahkan sampai membunuhi dan membantai kaum muslimin seperti pemusnahan Ras Rohingya di Myanmar, Pemasungan hak beribadah Muslim Uighur dan sebagainya. Di benak mereka mungkin tergambar bayangan semu Islam sebagai teroris yang jahat akan tetapi sebenarnya merekalah yang sedang diubah menjadi teroris yang biadab oleh musuh-musuh Islam. Mereka yang sebenarnya tidak pernah disakiti oleh kaum mulimin kemudian merasa tersiksa akibat gambaran semu tersebut sehingga muncul dibenaknya sikap ingin balas dendam kepada kaum muslimin. Dan sangat disayangkan pemikiran serupa mulai masuk ke Indonesia dan diadopsi oleh sebagian kaum muslimin sendiri dengan giat menuduh kelompok lain sebagai radikal, intoleran dan ekstrimis kemudian mengangkat diri sebagai moderat, toleran dan nusantarais. Na'udzubillaahi min dzalik. Hasbunallaah wa ni'mal wakiil.

Wallaahua'lam Bish Showaab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMA KASIH ATAS KOMENTARNYA.

Peace Keeper 2

Plok plok plok Cup cup cup, ini salah si kodok Si kodok nakal ya....  Udah bikin si adek celaka Brak Brak Brak Rasain mejanya ku gebrak Cup ...