Halaman

SBI: Polemik Bahasa di Sekolah Unggulan

Sebelumnya mungkin di antara pembaca sekalian ada yang mengetahui kepanjangan dari SBI. SBI adalah akronim dari Sekolah Bertaraf Internasional, Gelar yang sangat diharapkan oleh ribuan sekolah di Indonesia mulai dari TK hingga Perguruan Tinggi. Beberapa sekolah di Indonesia berhasil menyandang gelar tersebut, beberapa belum dan beberapa di antaranya gagal. Secara resmi gelar tersebut didapatkan setelah sekolah yang bersangkutan memperoleh sertifikat yang dikeluarkan oleh ISO, sebuah badan yang bergerak untuk menyertifikasi barang atau produk di dunia sesuai dengan standar Internasional yang ditetapkan oleh ISO.

Salah satu di antara sekian syarat yang diajukan agar suatu sekolah bertaraf Internasional adalah guru dan muridnya harus menguasai bahasa Inggris. Pernah ada rumor yang mengatakan bahwa beberapa mata pelajaran harus dibawakan dengan bahasa Inggris. Mata pelajaran tersebut di antaranya adalah matematika dan ilmu alam. Karena itu, beberapa guru di sekolah mendadak mendapat kuliah bahasa Inggris. Selain itu jam pelajaran bahasa Inggris bagi siswa pun ditambah agar siswa-siswi mampu menguasai bahasa Inggris.

Di lain sisi, pelajaran bahasa Indonesia tampaknya agak dikesampingkan. Di suatu sisi jam pelajaran bahasa Inggris bertambah namun di sisi lain jam pelajaran bahasa Indonesia tetap. Selain itu disadari atau tidak komunikasi yang terjadi antar siswa dengan guru pun jarang yang menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Mereka lebih suka menggunakan bahasa prokem. Akibatnya jelas, minat akan bahasa Indonesia pun menurun dan di beberapa daerah di Indonesia, rata-rata nilai UAN bahasa Inggris lebih tinggi daripada rata-rata nilai UAN bahasa Indonesia.

Bukannya buruk memiliki gelar bertaraf Internasional atau mahir berbahasa Inggris. Malahan di masa yang akan datang kedua hal tersebut termasuk hal yang membanggakan serta berguna, terlebih di era globalisasi. Meski begitu, janganlah kemudian kita lupakan bahasa sendiri. Padahal kalau kita telusuri, ternyata bahasa Indonesia pun diminati bangsa lain, contohnya bangsa Australia serta Vietnam. Kalau kita bisa menjual kenapa harus selalu membeli?

Untuk menanggulangi peristiwa tersebut dibutuhkan partisipasi dari seluruh elemen masyarakat Indonesia untuk menjaga bahasa kita agar tidak punah termakan zaman. Pemerintah diharapkan lebih intensif membangun jati diri bangsa melalui pendidikan dan pengenalan budaya Indonesia kepada siswa. Dari masyarakat umum diharapkan keaktifannya untuk turut serta melestarikan bahasa bangsa ini agar identitas bangsa Indonesia tetap terjaga hingga kapan pun. Siswa pun begitu juga, jangan karena bahasa Indonesia adalah bahasa Ibu, kemudian bahasa tersebut diremehkan. Hal ini juga dilakukan agar di kemudian hari ibu pertiwi memiliki identitas jelas di mata dunia dengan salah satu cirinya adalah bahasa. Mari jaga bahasa kita, kekayaan bangsa kita.

Akhir kata mari bersama kita jaga bahasa kita meski pengaruh asing kian meraja lela. Sekian dari saya ada kritik atau saran, tanggapan atau komentar, silahkan tulis di kolom komentar di bawah ini. Terima kasih sebelum dan sesudahnya.

15 komentar:

  1. wuih, apa itu bahasa prokem?

    BalasHapus
  2. bahasa prokem bisa disebut sebagai bahasa pergaulan yang kini tengah berkembang dalam dunia remaja Indonesia.

    BalasHapus
  3. Wah nanti adik2 kita lebih canggih basa linggisnya daripada kita ya? :)

    BalasHapus
  4. Mungkin saja karena saat ini globalisasi makin mendekat. Karena memang selayaknya globalisasi bukan untuk ditakuti namun untuk dipersiapkan.

    BalasHapus
  5. Keren blognya sob...e eh..kalo masuk sbi basa inggrisnya pasti lebih maju..terbukti temen saya sekolah 1 bulan udah kaya anak bule aja ngomong a..sekarang jga lgi nyoba masuk sbi biar orang indo pinter2..btw blognya keren nih..oia thx iiah dah mampir..salam kenal :)

    BalasHapus
  6. Wah hebat. Polemik lain diSBI adalah singkatan SBI bukan hanya "Sekolah bertaraf Internasional" saja tetapi ada lagi "Sekolah Bertarif internasional".

    BalasHapus
  7. Bahasa Inggris penting, tapi jauh lebih penting lagi membangun moral dan mental bangsa Indonesia plus kebanggaan pada bahasa Indonesia. Yang perlu diperhatikan adalah pengajaran bahasa Indonesia yang tidak kaku (artinya jangan sekadar menghafal atau harus membaca buku sastra tertentu). Terbukti, Jepang sangat maju meski beberapa masyarakatnya terbata-bata berbahasa Inggris. Bisakah kita meniru mereka?

    BalasHapus
  8. bahasa inggris memang penting..
    tapi bahasa indonesia jangan sampai dilupakan...

    BalasHapus
  9. wow.
    artikel yang mengugah.
    bagus. menakjubkan.

    BalasHapus
  10. @ Bang Aswi
    Pernyataan yang bagus Bang. Mari bersama sama kita usahakan agar bangsa Indonesia tidak kehilangan identitasnya. terima kasih banyak.

    @ crow poc
    Betul sekali. Bahasa inggris memang akan menjadi kebutuhan namun menjaga bahasa kita adalah kewajiban.

    @ Bayu Sutrisno
    Terima kasih Yu. Semoga bahasa kita jaya.

    BalasHapus
  11. kalo soal bahasa, gw miris liat anak anak sekarang.. ada yang menciptakan bahasa alay lah, yang kira kira tulisannya k4y4k g13n13. jadi kasihan gw liat bapak-bapak yang udah memperjuangkan bangsa ini, apa kata mereka di alam sana?

    BalasHapus
  12. Bahasa alay itu seperti apa ya Mas Hendri?

    BalasHapus
  13. bahasa yang dibilang gaul terus diikutin malah dilebay-lebayin (dilebih-lebihin seenaknya) dan bukannya mendapat kesan gaul atau keren malah bikin aneh dan agak muak...
    mungkin begitu...

    ohya, kalau begitu seharusnya di SBI diajarkan Bahasa Indonesia yang nantinya menghasilkan karya internsional dong... dari pada cuman linggisnya...

    BalasHapus
  14. tapi menurut saya Bahasa Indonesia memang lebih susah dari Bahasa Inggris

    BalasHapus

TERIMA KASIH ATAS KOMENTARNYA.

Peace Keeper 2

Plok plok plok Cup cup cup, ini salah si kodok Si kodok nakal ya....  Udah bikin si adek celaka Brak Brak Brak Rasain mejanya ku gebrak Cup ...